Minggu, 10 Januari 2016

Mampir sebentar di Gereja Blenduk yang seperti masjid

Happy new year...
Saya mau cerita-cerita lagi, nih. Kali ini mau meneruskan cerita soal main ke Semarang yang sebenarnya sudah basi itu. Travelling-nya aja tahun 2014 lalu. Tapi daripada draft dan oleh-oleh foto ini cuma mengendap di laptop, mending di-share biar bisa dilihat orang lain. Siapa tahu bisa menginspirasi orang lain buat jalan-jalan juga.

Setelah mampir ke Pagoda Watugong, wisata tempat ibadah saya, Arien, Sova, dan Frita hari itu dilanjutkan dengan mampir ke Gereja Blenduk.
Photo credit: Tantri Setyorini


Aslinya gereja ini bernama GPIB Immanuel. Tapi lebih dikenal sebagai Gereja Blenduk karena atapnya dihiasi kubah heksagonal. Kalau nggak ada tulisan GPIB di depannya, barangkali bisa salah disangka masjid.
Photo credit: Syahrin Alia
Gereja ini lokasinya di daerah kota tua Semarang, tepatnya di Jalan Letjend. Suprapto No. 32. Gereja Blenduk merupakan peninggalan Belanda, dibangun pada tahun 1753.

Photo credit: Syahrin Alia
Katanya ini gereja Kristen tertua di Jawa Tengah. Tapi sempat dijadikan tempat ibadah umat Katolik juga.
Photo credit: Syahrin Alia
Katanya Wiki, awalnya gereja ini dibangun dengan bantuk menyerupai rumah joglo. Kemudian gereja direnovasi pada tahun 1787. Renovasi kedua berlangsung pada tahun 1894. Saat itulah kubah dan dua menara ditambahkan.
Waktu Arien asik motret gereja, kami juga sempat menemukan mural lucu ini. Iya ini gambarnya Gereja Blenduk dari kejauhan. Tetap bentuk vandalisme, sih. Tapi at least yang ngelukis beneran punya jiwa seni.

Photo credit: Syahrin Alia
Sekian dulu cerita singkat saya soal Gereja Blenduk. Nggak banyak yang bisa saya share karena kami memang nggak masuk ke dalam gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar